2 January 2023
|
5 Min Read
|
Aturan ARA dan ARB saat ini masih serupa dengan jadwal perdagangan bursa selama pandemi. Kabar penetapan perubahan ARB menjadi simetris masih dalam tahap kajian. Namun, ada baiknya sebagai investor ritel, kita mempersiapkan diri menyambut perubahan aturan ARA dan ARB saham
Auto-rejection atau penolakan otomatis adalah fitur yang ditawarkan oleh beberapa perusahaan pialang online yang memungkinkan investor menetapkan aturan penolakan otomatis untuk perdagangan saham (juga crypto) yang tidak memenuhi kriteria tertentu. Kriteria ini dapat mencakup harga, volume, dan faktor lainnya.
Misalnya, seorang investor mungkin mengalami auto rejection ketika melakukan penjualan saham yang lebih dari 10% di atas atau di bawah harga pasar (aturan ARA dan ARB saham). Namun, fitur ini dapat bermanfaat bagi investor yang ingin membatasi jumlah risiko yang mereka hadapi atau memastikan bahwa mereka tidak membayar lebih untuk saham tertentu
Manfaat auto-rejection juga dapat digunakan untuk melindungi investor dari kesalahan tidak sengaja. Misalnya, jika seorang investor secara tidak sengaja memasukkan harga atau jumlah yang salah untuk suatu perdagangan, fitur penolakan otomatis dapat mencegah perdagangan dieksekusi pada harga yang tidak menguntungkan.
Secara keseluruhan, auto-rejection dapat menjadi alat yang berguna bagi investor yang ingin mengotomatisasi aspek-aspek tertentu dari proses perdagangan mereka dan mengurangi risiko membuat kesalahan yang merugikan.
Automated Rejection Atas (ARA) adalah sistem yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk secara otomatis menolak perdagangan yang tidak memenuhi kriteria tertentu. Sistem ARA saham dirancang untuk melindungi investor dari kesalahan dan mencegah pelaksanaan perdagangan dengan harga yang tidak menguntungkan.
Sistem ARA beroperasi secara real-time dan memeriksa setiap perdagangan untuk kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi BEI. Jika perdagangan tidak memenuhi kriteria yang dipersyaratkan, maka secara otomatis ditolak oleh sistem ARA.
Salah satu kriteria utama yang digunakan oleh sistem ARA adalah harga. Perdagangan yang jauh di atas atau di bawah harga pasar yang berlaku dapat ditolak oleh sistem. Kriteria lain yang dapat digunakan oleh sistem ARA antara lain persyaratan satuan perdagangan minimum dan batasan jumlah maksimum saham yang dapat diperdagangkan dalam satu kali transaksi.
Secara keseluruhan, sistem ARA Indonesia dirancang untuk memastikan bahwa perdagangan dilakukan secara tertib dan adil, serta untuk melindungi investor dari potensi kesalahan atau kekeliruan.
ARB saham artinya batas terbawah harga saham dalam satu hari perdagangan. Kondisi Auto Reject Bawah (ARB) merupakan kebalikan dari ARA yang sudah kita bahas sebelumnya. Perdagangan saham yang diajukan akan ditolak jika melewati batas ARB yang ditentukan BEI.
Serupa dengan ARA, sistem ARB Indonesia dirancang untuk memastikan bahwa perdagangan dilakukan secara teratur dan adil, serta untuk melindungi investor dari potensi kesalahan atau kekeliruan.
Sebagai seorang investor, tidak perlu khawatir jika mengalami auto rejection saham. Ada beberapa langkah yang dapat kamu ambil jika kamu mengalami auto rejection saham dalam suatu perdagangan:
Secara keseluruhan, penting untuk meninjau dengan hati-hati alasan auto rejection dan mempertimbangkan pilihan kamu sebelum melanjutkan perdagangan.
Batas ARB saham sendiri mengalami beberapa perubahan dalam beberapa waktu belakangan. Batas ARA dan ARB saham tahun 2020 adalah 35% ARA dan maksimal 7% ARB, tidak sama tingkat persentasenya atau asimetris.
Kabar terbaru dari Bursa Efek Indonesia pada 28 Desember 2022 melalui Surat Keputusan (SK) Direksi PT BEI No Kep-00096/BEI/12-2022 mengatur auto rejection simetris dan mengembalikan jam perdagangan sebelum pandemi.
Jam perdagangan bursa akan kembali normal seperti sebelum pandemi menjadi 09:00-16:00 WIB. Serta jeda istirahat pada Senin-Kamis pukul 12:00-13:30 WIB dan 11:30-14:00 WIB di hari Jumat.
Namun, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia Irvan Susandy mengatakan SK perubahan aturan ARA dan ARB saham tersebut belum berlaku saat ini. Perubahan ketentuan batas auto rejection dan jam perdagangan masih dalam pengkajian. Sehingga aturan ARA dan ARB saat ini dan aturan jam perdagangan yang berlaku masih ARA dan ARB saat pandemi.
Jika pada ARA dan ARB saat pandemi adalah asimetris yaitu ARA 35% dan ARB maksimal minus 7% maka ketika perdagangan saham auto rejection dikembalikan menjadi simetris, batas ARB akan disamakan dengan ARA yang berlaku.
Artinya jika aturan perdagangan saham selama pandemi suatu saham dapat naik hingga 35% dan jatuh hingga 7% saja maka jika aturan simetris diberlakukan, suatu saham dapat menyentuh harga tertinggi hingga 35% dan menyentuh harga terbawah hingga 35% juga.
Jika benar ARB simetris diberlakukan mulai tahun 2023, OJK juga menyampaikan pada berbagai media bahwa tentu akan dilaksanakan secara bertahap untuk adanya penyesuaian juga bagi investor. Karena selama ini behaviour investor telah terbiasa menggunakan ARA dan ARB saham asimetris selama 2 tahun belakang.
Dikarenakan kemungkinan aturan ARA dan ARB sebelum pandemi yaitu ARB simetris diberlakukan di masa depan maka ada baiknya kita sebagai investor ritel atau perorangan melakukan persiapan sikap menghadapi perubahan ARB.
Head of Research PT Insight Investment Management melalui media IDX Channel mengajak pelaku pasar termasuk investor ritel untuk mempersiapkan diri menyambut perubahan ARB simetris dengan memperhatikan kembali fundamental saham. Bagi investor yang lebih ke arah teknikal, hal fundamental juga menjadi aspek yang perlu ditinjau lagi agar dapat membantu dalam pemilihan saham yang tepat.
Oleh karena itu, sebagai investor atau seorang yang tertarik dengan investasi, kamu harus ulas kembali poin-poin penting dalam fundamental saham suatu perusahaan agar dapat ikut siap menyambut perubahan di bursa saham apabila diberlakukan nantinya.
Selain itu, tentu rencana memaksimalkan aset kamu tetap terus dilakukan dengan penuh pertimbangan. Seperti diversifikasi portofolio pada berbagai jenis instrumen investasi seperti emas hingga crowdfunding.