3 November 2022
|
7 Min Read
|
Setiap pemilik perusahaan penting untuk mengetahui HPP. Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah perhitungan untuk mengetahui besaran pengeluaran produksi barang atau jasa yang akan dijual perusahaan.
Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah keseluruhan total biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa untuk dijual selama satu periode tertentu. Setiap pemilik bisnis atau usaha penting sekali untuk mengetahui cara menghitung harga pokok penjualan. Karena dari Harga Pokok Penjualan, pemilik bisnis akan mengetahui besaran laba rugi yang dihasilkan dalam usaha mereka.
Harga pokok penjualan (HPP) juga dapat digunakan dalam menentukan harga jual produk berdasarkan keseluruhan total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa.
Jika suatu perusahaan atau bisnis tidak tahu sama sekali mengenai HPP, maka perusahaan tersebut akan kesulitan untuk mengetahui kinerja perusahaan dan mereka juga berpotensi mengalami kerugian. Maka dari itu Harga Pokok Penjualan merupakan salah satu komponen penting yang harus diketahui setiap pemilik perusahaan, karena berperan sebagai penentu keberhasilan jalannya suatu perusahaan.
Selain itu, HPP memiliki peranan dalam cara mencari modal awal. Karena dengan mengetahui besaran HPP, berarti perusahaan tahu berapa besaran modal awal yang diperlukan untuk memulai produksi barang atau jawa.
Kali ini kita akan membahas seputar Harga Pokok Penjualan (HPP), mulai dari pengertiannya, cara menghitung HPP, hingga manfaat menghitung HPP. jadi ikuti terus artikel ini, ya!
Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah salah satu komponen penting perusahaan dalam mengetahui laba-rugi yang dihasilkan selama periode waktu tertentu. Menurut laman Investopedia, Cost of Good Sold (COGS) atau HPP adalah biaya langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang yang akan dijual. Biaya yang dikeluarkan termasuk biaya bahan dan biaya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa tersebut.
Dalam laporan keuangan suatu perusahaan, Harga Pokok Penjualan bisa ditemukan pada bagian laporan laba rugi yang menjadi salah satu bagian penting dalam akuntansi.
Karena sebagai penentu laba rugi perusahaan, maka setiap perusahaan berusaha untuk menekan besaran HPP menjadi sekecil mungkin. Karena semakin besar biaya HPP, maka laba yang dihasilkan suatu perusahaan akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.
Untuk mengetahui besaran Harga Pokok Penjualan yang dikeluarkan, perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu HPP diperoleh dari mana saja. HPP diperoleh dari berbagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi barang atau jasa yang diantaranya, yaitu:
Nah, ternyata terdapat beberapa biaya yang dikecualikan dalam Harga Pokok Penjualan atau tidak masuk dalam HPP. Apa saja biaya yang dikecualikan dalam HPP?
Biaya yang dikecualikan dalam HPP adalah seluruh biaya non operasional (biaya belanja modal dan bunga), biaya umum, biaya penjualan, biaya administrasi (meliputi biaya distribusi barang ke pelanggan, sewa kantor, dan biaya iklan), biaya akuntansi dan hukum, serta biaya gaji manajemen.
Selain biaya diatas, ada satu lagi biaya yang tidak kalah penting dan dikecualikan dalam Harga Pokok Penjualan, yaitu biaya untuk produk yang tidak terjual pada akhir dalam satu periode tertentu.
Bagaimana cara menentukan HPP? Sebelum dapat menentukan Harga Pokok Penjualan, pemilik perusahaan harus memahami komponen-komponen HPP. Secara garis besar, komponen HPP terdiri dari tiga komponen yang akan digunakan dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan yang di antaranya, yaitu:
Persediaan awal barang masuk dalam komponen HPP biaya yang nantinya akan masuk ke dalam proses perhitungan HPP. Maksud dari persediaan awal barang adalah dengan mengetahui total persediaan barang pada awal periode tertentu yang dimiliki perusahaan.
Persediaan barang ini berupa stok barang yang tersedia dan akan digunakan untuk proses produksi. Melakukan perhitungan stok barang di awal dinilai penting untuk menghindari kekosongan stok.
Komponen kedua yang akan masuk dalam perhitungan HPP adalah pembelian bersih. Pastinya setiap perusahaan akan terus melakukan pembelian barang dagangan, baik secara tunai maupun kredit untuk menjaga stok barang dalam keadaan aman.
Dalam komponen HPP perhitungan pembelian bersih, biaya transportasi pembelian barang pun wajib untuk dimasukkan, karena biaya transportasi pembelian barang juga masuk dalam bagian pembelian dan akan mempengaruhi besaran nominal pembelian.
Sama halnya juga dengan diskon, potongan, atau retur barang yang telah dibeli juga harus masuk dalam perhitungan pembelian bersih. Jika terdapat diskon tentunya biaya pembelian akan jauh lebih murah dan berkurang nominalnya.
Komponen HPP persediaan akhir adalah jumlah stok barang yang tersisa dari proses produksi di akhir periode waktu tertentu. Untuk mengetahui total persediaan barang akhir dapat dilihat dari data perusahaan di akhir periode tertentu. Persediaan barang akhir menjadi salah satu komponen penting lainnya dalam perhitungan HPP.
Setelah kita membahas komponen-komponen dalam perhitungan HPP, selanjutnya kita akan membahas cara menghitung Harga Pokok Produk. Rumus HPP adalah sebagai berikut:
Sebelum menghitung HPP, terlebih dahulu perusahaan harus menghitung total pembelian bersih dan penjualan awal.
Sebelum menghitung HPP, pertama-tama perusahaan terlebih dahulu harus menghitung pembelian bersih. Untuk komponen-komponen pembelian bersih sendiri sudah dijelaskan sebelumnya, dimana harus memasukkan seluruh pembiayaan yang melibatkan produksi, terutama biaya kirim barang yang dibeli juga masuk ke dalam pembelian bersih. Rumus pembelian bersih adalah sebagai berikut:
Setelah dua komponen diatas telah terpenuhi, langkah terakhir adalah menghitung HPP. Rumus cara menghitung HPP sebelumnya sudah tercantum diatas. Dalam menghitung HPP haruslah dilakukan dengan teliti dan hati-hati agar terhindar dari segala macam kesalahan yang berujung fatal, karena laba rugi perusahaan dapat kelihatan dari Harga Pokok Penjualan. Untuk dapat menghitung Harga Pokok Penjualan yang akurat, neraca lajur perusahaan haruslah akurat juga.
Selanjutnya untuk lebih memahami seputar HPP, kita akan praktek cara menghitung Harga Pokok Penjualan dengan contoh kasus perusahaan dagang.
Salah satu perusahaan dagang yang berfokus menjual produk pakaian sedang merangkum laporan akhir tahunnya dan terdapat data sebagai berikut:
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menghitung pembelian bersih, yaitu:
Setelah mengetahui pembelian bersih, selanjutnya adalah menghitung HPP dengan cara sebagai berikut:
Dengan begitu perusahaan sudah mengetahui Harga Pokok Penjualan yang dihasilkannya sebesar Rp210.000.000
Menghitung Harga Pokok Produksi memberikan berbagai manfaat untuk perusahaan yang di antaranya adalah:
Menentukan harga jual produk menjadi salah satu tantangan yang selalu dihadapi perusahaan. Karena mereka harus menentukan harga jual produk yang pas, baik tidak kemahalan atau tidak kemurahan. Jika harga produk mahal, tidak ada orang yang tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Namun jika harga rendah, perusahaan akan sulit dalam mendapatkan keuntungan.
Dari menghitung HPP, perusahaan akan tahu perkiraan beban pokok penjualan atau banyaknya barang yang harus dijual untuk dapat menutupi harga pokok produksi, gaji pekerja, dan pemasaran.
Gross Profit Margin (GPM) merupakan perkiraan dalam mengukur kesehatan keuangan perusahaan dengan mengetahui sisa uang dari penjualan setelah dikurangi oleh Harga Pokok Penjualan. Untuk mengetahui margin laba kotor ini dapat dihitung dengan mengurangi HPP dari total pendapatan, lalu membagi hasilnya dengan total pendapatan.
Dengan melakukan perhitungan HPP juga dapat membantu perusahaan untuk mengetahui perbedaan antara biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung dalam perusahaan adalah biaya yang berkaitan dengan proses produksi, seperti biaya produksi dan bahan baku. Sedangkan biaya tidak langsung, seperti biaya overhead dan biaya operasional perusahaan
Secara rincinya, biaya tidak langsung meliputi biaya:
Kita telah membahas seputar Harga Pokok Penjualan atau HPP yang wajib diketahui oleh setiap pemilik bisnis atau usaha agar bisnis mereka dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan laba rugi yang jelas.
Nah, ternyata selain penting untuk pemilik bisnis, mengetahui Harga Penjualan Produk juga penting lho diketahui untuk kalian yang ingin memulai investasi, terutama untuk investasi dengan sistem equity crowdfunding.
Equity crowdfunding adalah salah satu metode investasi dengan cara patungan. Nantinya kalian akan menanamkan modal atau saham secara patungan bersama dengan investor lainnya pada bisnis yang telah kalian pilih dan dinilai cocok profilnya.
Sebelum kalian menentukan ingin menanamkan modal di salah satu bisnis, kalian bisa dulu nih mengecek Harga Pokok Penjualan dari bisnis yang akan kalian danai. Apakah HPP bisnis tersebut baik atau tidak, karena dari HPP kalian dapat mengetahui laba rugi dari bisnis yang akan didanai. Jadi, HPP bisa kalian jadikan acuan sebelum memulai investasi dengan metode equity crowdfunding ini.
Setelah kalian memutuskan untuk mendanai salah satu bisnis yang sudah kalian cek terlebih dahulu HPP-nya. Kalian nantinya berpotensi mendapat keuntungan berupa dividen dari bisnis yang telah kalian danai.
LandX merupakan platform equity crowdfunding di Indonesia yang telah memiliki market cap terbesar se-Indonesia, berpengalaman, dan telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).