4 November 2022
|
5 Min Read
|
Inflasi Indonesia turun ke angka 5,71% dikarenakan turunnya harga beberapa barang. Turunnya harga barang tidak terlepas dari cara pemerintah menurunkan inflasi dengan menaikan suku bunga acuan.
Pada 1 November lalu Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi Indonesia turun pada bulan Oktober menembus 5,71% (secara tahunan/ year on year), turun dari posisi bulan September 2022 sebesar 5,95%. Angka penurunan inflasi Indonesia tersebut didapatkan oleh BPS setelah memantau inflasi di 90 kota di Indonesia.
Penyebab turunya inflasi Indonesia pada bulan Oktober adalah disebabkan oleh turunnya beberapa harga komoditas. Penurunan inflasi Indonesia disumbang oleh penurunan inflasi tahunan cabai merah yang turun menjadi 57,6% dari bulan sebelumnya sebesar 148,66%. Kemudian, telur ayam ras mengalami inflasi tahunan sebesar 26,41%, menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 31,28%. Untuk cabai rawit mengalami inflasi sebesar 48,5%, menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 75,36%.
Angka inflasi di Indonesia yang mencapai 5,71% masih terlalu tinggi dibandingkan target inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan PMK No.101/PMK.010/2021 target inflasi tahun 2022 dan 2023 adalah 3,0%.
Target inflasi 3,0% dianggap paling baik demi menjaga perekonomian negara. Inflasi yang terlalu tinggi membuat kehidupan masyarakat sulit karena barang dan jasa terlalu mahal. Sementara, jika inflasi Indonesia turun terlalu rendah maka akan tidak menarik bagi pengusaha untuk berbisnis karena karena uang yang beredar di masyarakat akan berkurang dan membuat keuntungan bisnis tidak maksimal.
Apakah inflasi turun akibat penaikan suku bunga? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, inflasi Indonesia turun pada bulan Oktober disebabkan oleh turunnya beberapa harga komoditas pangan. Namun, penurunan harga pokok tersebut tidak lepas dari peran pemerintah dalam menaikkan suku bunga acuan.
Peristiwa kenaikan suku bunga di Indonesia dipicu oleh kebijakan dari bank sentral Amerika (The Fed) untuk menaikan suku bunga federal karena inflasi yang melanda Amerika. Kebijakan moneter The Fed dapat mempengaruhi kenaikan suku bunga acuan di Indonesia. Hal tersebut karena kekuatan The Fed sendiri berdampak pada banyak negara di dunia karena dollar Amerika Serikat merupakan mata uang global dan kerap digunakan untuk perdagangan internasional.
Beberapa bulan terakhir pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) kerap menaikkan suku bunga untuk mengontrol laju inflasi di Indonesia. Pada periode bulan Agustus 2022 lalu, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan, yakni sebesar 25 bps yang menjadi 3,75%. Pada 22 September 2022, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,25%. Kemudian, 20 Oktober 2022 Bank Indonesia menetapkan lagi kenaikan suku bunga acuan dari 4,25% menjadi 4,75%.
Suku bunga acuan digunakan oleh Bank Indonesia sebagai acuan dalam penentuan suku bunga dana dan simpanan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan, suku bunga adalah balas jasa yang dibayarkan bank kepada nasabah yang membeli dan menjual produknya.
Dengan menaikkan suku bunga acuan, Bank Indonesia berharap bank-bank lain ikut menaikan suku bunga deposito, sehingga masyarakat lebih memilih menabung daripada berbelanja. Jika masyarakat mengurangi belanja, maka permintaan akan turun, sehingga harga-harga akan ikut menyusul turun dan inflasi di Indonesia turun.
Meski dapat menekan laju inflasi, kenaikan suku bunga dapat menekan daya beli masyarakat. Menurunnya daya beli masyarakat akan mengkhawatirkan UMKM yang dipengaruhi risiko kredit perbankan. Jika pinjaman tersebut bunganya meningkat, maka beban biaya produksi yang akan ditanggung lebih mahal. Dengan begitu laju ekonomi akan melambat.
Dalam menekan laju inflasi, pemerintah bisa menerapkan beberapa cara. Berikut adalah penjelasan agar inflasi Indonesia turun.
Cara pertama agar inflasi Indonesia turun adalah melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal sendiri berkaitan dengan pendapatan dan belanja APBN. Kebijakan fiskal ini termasuk menaikkan pajak, memotong pengeluaran pemerintah, dan memperluas kredit.
Cara kedua agar inflasi Indonesia turun adalah dengan kebijakan moneter. Kebijakan moneter atau kebijakan keuangan dapat dijalankan dengan menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas mata uang dengan tujuan meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Kebijakan moneter dapat melalui penjualan surat berharga negara (SBN) pemerintah dan meningkatkan suku bunga acuan. Dengan menjual SBN jangka pendek Bank Indonesia berharap bank lebih memilih menggunakan uang tabungan nasabah untuk membeli obligasi daripada menyalurkannya menjadi kredit.
Selain kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah juga dapat menerapkan kebijakan nonfiskal dan nonmoneter yaitu dengan pengawasan distribusi barang. Barang yang terhambat karena distribusi bisa menjadi faktor kenaikkan harga di wilayah suatu wilayah. Harga yang naik akibat permintaan pasar yang terlalu besar dan jumlah barang yang terbatas karena distribusi yang terhambat.
Pemerintah bisa lebih mengoptimalkan pengawasan distribusi barang agar permintaan pasar dan jumlah pasar seimbang dan harga barang tersebut tidak mengalami kenaikan. Pengawasan distribusi barang bisa melalui membasmi pungutan liar oknum-oknum polisi dan PNS dinas perhubungan di jalanan terhadap pengendara truk, memperbaiki jalan yang rusak, dan memberantas mafia yang memonopoli ketersediaan barang pokok. Dengan langkah-langkah tersebut dapat membuat inflasi Indonesia turun.
Inflasi dapat menurunkan nilai uang karena daya beli yang rendah. Untuk melindungi nilai uang kamu dari penurunan daya beli, uang kamu perlu diinvestasikan dalam aset yang bisa menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi.
Sederhananya, ketika kamu mengalokasikan sejumlah uang untuk sebuah investasi, dana tersebut tumbuh secara nominal, sehingga jika inflasi kemudian melanda, dana tersebut tentu akan tumbuh jauh melampaui dana yang diinvestasikan semula.
Kamu tidak hanya akan mendapatkan pengembalian aset yang lebih tinggi, melalui aset investasi kamu bisa lebih bebas untuk memilih antara tabungan, rencana pensiun, dan kebutuhan lainnya.
Salah satu skema investasi yang bisa kamu coba adalah investasi equity crowdfunding. Skema ini adalah urun dana lewat patungan investor dari seluruh Indonesia bagi bisnis UMKM. Dalam sistem equity crowdfunding bisnis UMKM (Penerbit) akan melakukan listing saham yang dirilis secara publik melalui platform equity crowdfunding.
Salah satu platform equity crowdfunding yang sudah berpengalaman dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah LandX. Melalui platform LandX investor dapat mengalokasikan modalnya ke saham yang sesuai dengan keuntungan yang diinginkan. Lalu, kamu sebagai pihak investor bisa membeli saham tersebut dan berpeluang mendapat keuntungan berupa dividen rutin.
Berbagai bisnis akan menawarkan skema keuntungan dan besaran dividen yang berbeda. Informasi bisnis dan skema keuntungan tersebut dapat kamu lihat di prospektus yang ada di platform LandX.