Investor Penerbit
menu-mobile

Kenapa Startup Bakar Uang? Kenali Istilah Burn Rate atau Bakar Uang

11 April 2023

|

6 Min Read

|

Author: Vlora Riyandi
bakar uang startup, bakar duit startup, kenapa startup bakar uang, startup unicorn, startup funding

Alasan banyak startup bakar duit di awal kemunculannya ialah untuk mencapai tujuan meraih pangsa pasar (market share). Bentuk strategi bakar uang..

Istilah perusahaan rintisan atau startup telah akrab dilingkungan harian kita, mulai dari gebrakan inovasi yang mendisrupsi hingga gelar unicorn dan decacorn yang dimiliki. 

Mungkin Anda sering bertanya kenapa startup-startup yang terlihat megah tersebut sering memberikan promosi tanpa henti atau bahkan dikenal sebagai bakar uang. Strategi bakar uang (burn rate) yang terasa berlebihan pun buat kita menyatukan ujung alis sembari bergumam “ini perusahaan dapet untung ga sih?”.

Nah, menjawab pertanyaan tersebut, LandX akan bahas terkait tujuan strategi bakar uang startup dan perkiraan dampak yang akan guncang startup level unicorn.

Burn Rate Startup

Kenapa startup suka bakar duit? Umumnya pendiri startup berangkat hanya dengan ide atau model bisnis. Untuk mengetes apakah ide model bisnis, produk/layanan, tersebut dapat diterima masyarakat (product-market fit), para pendiri startup membutuhkan usaha untuk menarik konsumen dengan gencarkan promosi besar-besaran.

Kegiatan promosi untuk dapat dilirik konsumen tentunya akan menghabiskan uang dalam jumlah yang banyak. Uang tersebut dari mana? Mungkin dana dari kantong pendiri startup sendiri (bootstrap) belum mencukupi, hingga mereka melakukan presentasi didepan investor untuk mendapatkan pendanaan.

Putaran pendanaan startup (funding) dari investor berkali-kali hingga ratusan dolar membuat perusahaan startup dapat mengembangkan model bisnisnya, melakukan promosi hingga dianugerahi sebagai startup unicorn.

Berapa jumlah pendanaan awal startup? Baca lebih lanjut di sini

Istilah dalam Startup GMV Adalah

Terdapat salah satu istilah startup, yaitu GMV atau Gross Merchandise Value yang umumnya digunakan pebisnis online atau perusahaan startup untuk mengukur tingkat kesehatan finansial usahanya.

Dilansir dari Investopedia, GMV adalah nilai total barang atau produk yang berhasil dijual selama jangka waktu tertentu lewat situs C2C (Customer to Customer) seperti aplikasi dan website.

Lewat GMV, platform C2C seperti e-commerce bisa mengindentifikasi revenuenya setelah melihat jumlah transaksi dan biaya admin transaksi tersebut. Utamanya, GMV adalah pengukur perusahaan startup yang menghadirkan e-commerce.

Karena setiap kali pengguna/user aplikasi dan wesbite perusahaan e-commerce melakukan transaksi jual-beli, maka nilai untuk mengukur GMV akan bertambah.

Tujuan Startup Bakar Uang

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tujuan startup melakukan kegiatan bakar uang yang telah LandX rangkum. Beberapa alasan startup bakar uang ialah meningkatkan brand awareness, loyalitas pelanggan, dan tentunya berusaha menguasai pangsa pasar (market share).

1. Meningkatkan Band Awareness

Memberikan promosi potongan harga hingga 50%, gratis biaya pengiriman, serta hadiah berbagai event berupa elektronik canggih merupakan cara perusahaan startup agar dilirik calon konsumen.

Brand awareness adalah seberapa familiar konsumen terhadap produk Anda. tingkat familiar ini bisa berdasarkan logo, tagline yang dipakai, atau pun packaging yang ditampilkan.

2. Menguasai Market Share 

Kegiatan bakar uang yang dilakukan pelaku startup memiliki tujuan untuk meraih dan menguasai pangsa pasar (market share). 

Sebagai pelaku baru yang menawarkan produk yang telah ada atau mengusik keberadaan produk yang telah berjalan tentu perlu usaha lebih agar dilirik oleh target pasar.

Memberikan berbagai promosi untuk menggoda para konsumen agar mau mencoba dan menggunakan produk dari startup. Membuat para konsumen beralih dari kompetitor sebanyak-banyaknya hingga menguasai pasar. 

3. Meraih Customer Loyalty

Studi dari Manilall (2014) mengungkapkan bahwa kemasan, harga, dan brand awareness berpengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan (brand loyalty). 

Dan pelanggan yang loyal terhadap produk atau layanan perusahaan lah yang merupakan tujuan dari startup menawarkan kegiatan promosi yang membakar stok uang mereka.

Ketika loyalitas pelanggan dapat terjaga, maka akan menghantarkan keuntungan yang stabil dan startup tak perlu bakar uang lagi.

Namun, ternyata aktivitas bakar uang dapat membahayakan perusahaan startup status unicorn. Sima berikut penjelasannya.

Ancaman Bahaya Strategi Bakar Uang Startup 

Banyak orang beranggapan bahwa strategi bakar uang (burn rate) yang dilakukan perusahaan startup hingga capai valuasi 1 miliar dolar (startup unicorn) dapat menjadi boomerang bagi perusahaan itu.

Bahkan strategi bakar duit startup ini dapat membuat valuasi miliaran dolar tersebut tersungkur mendekati angka 0. Mengutip dari cuitan twitter akun @taktekbum yang populer dikalangan “budak korporat”, yuk kita telusuri beberapa hal yang mendasari anggapan ini:

1. DUMPING

Pastinya Anda familiar lah ya dengan kegiatan startup yang berikan promosi potongan harga hingga 100% di awal kemunculannya. Tidak berhenti disitu, promosi tersebut juga diiringi benefit lain berupa produk gratis hingga gratis ongkos pengiriman.

Serangan promosi bertubi-tubi yang pasti buat Anda sebagai target konsumennya ikut melirik dan jadi bahan omongan. Memberikan harga yang murah diawal kemunculan inilah yang dinamakan teknik dumping.

Singkatnya, dumping adalah kebijakan memberikan harga rendah dan murah dibawah harga pasar guna menguasai pangsa pasar tersebut. Bahkan memberikan harga dibawah batas margin alias perusahaan jual rugi.

2. KOMPETITOR IKUT DUMPING

Jika konsumen mulai melirik dan beralih menggunakan produk dari sebuah perusahaan? Bayangkan jika Anda adalah perusahaan dengan jenis produk yang sama alias kompetitor, kira-kira kebijakan apa yang akan Anda lakukan?

Bisa diyakinkan salah satu opsi paling kuat adalah menawarkan promosi yang sejenis. Memberikan potongan harga agar konsumen loyal dan berbagai benefit lainnya. ‘Politik dumping’ pun akan terjadi berketerusan.

3. ENDLESS DUMPING DAN NO PROFIT

Sebuah perusahaan melakukan dumping diikuti para kompetitor akan menyebabkan endless dumping. Dumping yang memberikan harga dibawah margin dan tidak menampakkan garis finish pun tentu berakibat perusahaan tidak juga mendapat profit.

4. RENTETAN DUMPING PENUTUP ENDLESS DUMPING

Agar kegiatan dumping dapat berjalan terus, pendanaan startup tentu harus dijaga. Karena itu, putaran pendanaan investasi beronde-ronde akan terus berjalan. 

Namun, besaran investasi dari eksternal yang diterima tentu akan membuat kepemilikan saham pendiri (founder) startup akan berkurang. Hal ini akan membuat investor akan mendatangkan orang-orang baru pada barisan manajemen.

Pergantian orang-orang dibarisan manajemen mulai dari low hingga high akan membuat operasional terasa less-mature. Karena kestabilan dan arahan penanggung jawab yang sering berubah.

5. VALUASI PALSU

Banyak startup telah mengumumkan dirinya miliki valuasi miliaran dolar. Nyatanya, angka tersebut berasal dari target pendanaan yang dipresentasikan (pitching) kepada investor. 

Ini dapat terjadi karena startup menggunakan metrik GMV (Gross Merchandise Value). StartupStudio menyampaikan GMV adalah total pembelian yang terjadi melalui situs atau aplikasi pada suatu periode.

GMV menjadi tak berarti jika tidak dicerminkan pada cashflow para shareholder. Padahal pendanaan dari sharerholder belum kunjung menunjukkan penerimaan dividen.

6. PELAYANAN YANG MERAGUKAN KEPUASAN PELANGGAN

Kepuasan pelanggan (customer experience) menjadi poin penting yang diperhatikan setiap perusahaan startup. Setiap konsumen sangat berharga bagi perusahaan, sehingga elemen customer service menjadi pion-pion terdepan untuk menjaga churn rate.

Namun, tak jarang terjadi customer experience pada layanan dari perusahaan startup sering tercoreng oleh aplikasi yang belum matang dan penuh bug. Selain itu, kendala uang customer yang hilang hingga pembagian komisi bersama mitra yang meragukan rasa keadilan.

7. WAHAM KARENA MERASA BESAR

Merasa besar, kuat, tak tertandingi karena miliki titel sang startup unicorn juga dapat membahayakan perusahaan-perusahaan besar ini. Rasa yang terlalu berlebihan dapat membuat seseorang akan melewatkan kerikil-kerikil yang ternyata memberi guncangan.

Penutup

Kembali pada tujuan startup melakuan burn rate adalah untuk mencapai loyalitas pelanggan. Ketika pelanggan telah loyal maka tentu kegiatan bakar uang akan berkurang dan diberhentikan.

Jika Anda memperhatikan kenapa promosi pada pelanggan baru dan pelanggan lama dibedakan? Jawabannya ialah karena perusahaan telah mencapai suatu batas minimum yang membuatnya menguarangi aktivitas kegiatan bakar uang. 

Karena ketika pelanggan telah loyal, tentu saja apa pun jenis layanan dari perusahaan akan tetap membuat pelanggan stay dengan perusahaan dan memberikan keuntungan yang stabil. 

Inilah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan startup yang memulai kegiatan akuisisi konsumen melalui kegiatan bakar uang.

Memperjuangkan perusahaan startup sebagai founder tentu akan melalui tantangan yang menantang dengan berbagai faktornya. Jika kamu lebih tertarik menjadi investor perusahaan potensial dan mendapat keuntungan dividen sesuai kinerja bisnis. Crowdfunding adalah kegiatan pendanaan bisnis dari sejumlah besar orang-orang secara digital sehingga mempermudah investor berinvestasi ke dalam bisnis.

Karena itu, sistem ini bisa jadi pilihan investasi jangka panjang dalam portofolio anda.

Yuk Tingkatkan Level Investasi Anda Sekarang….

Baca Juga