Investor Penerbit
menu-mobile

Starbucks di Indonesia: Kesuksesan Bisnis Coffee Shop di Indonesia

17 January 2022

|

6 Min Read

|

Author: Khurin N. Imandini

Starbucks menjadi salah satu bisnis coffee shop yang berkembang sangat pesat di Indonesia hingga memiliki 300an cabang. Karena itu, yuk kita intip perjalanan sukses bisnis coffee shop satu ini.

Starbucks adalah salah satu coffee shop yang memiliki jaringan bisnis terbesar di dunia. Saat ini, sudah ada lebih dari 300 outlet starbucks yang tersebar di 22 kota di Indonesia.

Hal ini menjadikan starbucks menjadi salah satu bisnis coffee shop yang paling digemari masyarakat Indonesia.

Bagi Anda yang pernah tertarik untuk memulai bisnis coffee shop, Starbucks tentu menjadi salah satu acuan Anda. Terutama bagi pelaku bisnis _ yang lebih memilih untuk membuka franchise _coffee shop yang sudah terkenal, dibanding membangun brand sendiri dari awal.

Banyak pelaku bisnis coffee shop yang menganggap bahwa membuka franchise dari brand yang sudah terkenal akan jauh lebih menguntungkan. Selain tidak perlu repot mengurus hal-hal teknis, Anda juga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya ekstra untuk keperluan promosi, karena masyarakat sudah cukup mengenal brand tersebut.

Melihat kesuksesan Starbucks sebagai salah satu brand coffee shop kelas atas, tentu banyak sekali pelaku bisnis yang tertarik untuk membuka franchisenya. Namun, ternyata Starbucks tidak pernah memberikan izin untuk membuka franchise kepada pihak lain, terutama di Indonesia. Lalu, bagaimana dengan ratusan outlet Starbucks yang sering Anda temui atau kunjungi di berbagai daerah?


Sejarah Starbucks di Indonesia

Pada awalnya, sejak tahun 1971 perusahaan kopi asal Seattle, Washington, AS ini hanya menjual biji kopi saja. Barulah pada tahun 1981, seorang pengusaha bernama Howard Schultz membeli perusahaan ini dan mengubahnya menjadi kedai kopi, sekaligus menempati posisi sebagai CEO perusahaan. Di tangan dinginnya lah Starbucks bisa menjadi kafe terbesar yang kita kenal sampai hari ini.

Cabang Starbucks di Indonesia

Starbucks pertama kali masuk ke Indonesia melalui PT MAP Boga Adiperkasa, anak perusahaan dari PT Mitra Adi Perkasa yang khusus mengurusi sektor food and beverage. Kedai pertamanya dibuka di Plaza Indonesia pada 17 Mei 2002. Tercatat hingga tahun 2020, Starbucks telah membuka 326 gerai yang tersebar di 22 kota di seluruh Indonesia.

Apakah Starbucks Membuka Kemitraan dengan Sistem Franchise?

Fakta menariknya adalah, lebih dari 300 gerai Starbucks tersebut ternyata bukanlah franchise, melainkan sistem jaringan toko berlisensi. Bagi Anda yang belum paham perbedanaannya, secara umum franchise merupakan sistem waralaba yang paket usaha serta lisensi penggunaan brandnya bisa Anda dapatkan dengan membayarkan sejumlah uang.

Selanjutnya, seluruh pelaksanaan bisnis akan diurus oleh Anda sendiri sebagai pemilik gerai. Sementara pada sistem toko berlisensi non-franchise yang diterapkan Starbucks, Anda hanya bisa membayar penggunaan lisensinya saja dalam jangka waktu tertentu.

Namun, seluruh properti toko beserta karyawannya masih menjadi milik manajemen Starbucks. Maka, pada saat jangka waktu lisensinya habis, seluruh properti dan karyawan juga akan dikembalikan kepada manajemen.


Baca Juga:


Schultz pernah mengatakan di dalam bukunya “*Pour Your Heart Into It”,* bahwa ia ingin menciptakan fanatisme pelanggan dengan cara menjaga kemurnian nilai-nilai yang dimiliki perusahaan.

Jika ia menjualnya dalam bentuk franschise, ia khawatir nilai-nilai tersebut akan hilang. Maka dari itu, seluruh standar kualitas produk dan pelayanan gerai-gerai Starbucks selalu dijaga dan diawasi secara ketat oleh manajemen.

Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, Anda tetap dapat membeli lisensi toko dan membuka gerai Starbucks milik Anda sendiri, dengan berbagai persyaratan yang perlu dipenuhi.

Persyaratan dan Biaya yang Harus Dikeluarkan untuk Memiliki Franchise Starbucks

apabila kamu ingin menjadi pemilik bisnis coffee shop Starbucks, maka berikut berbagai persyaratan penting yang perlu kamu siapkan jika ingin memiliki franchise Starbucks.

1. Memilih Lokasi yang Tepat

Pada saat pengajuan lisensi kedai Starbucks, Anda perlu mempersiapkan target lokasi gerainya terlebih dahulu. Hal ini tentu bukan hal yang mudah, sebab Anda perlu mencari lokasi yang berpotensi mendatangkan segmen pelanggan baru.

Sebagian besar gerai Starbucks dibuka di mal atau pusat perbelanjaan yang berpotensi mampu menarik banyak konsumen. Sebagai calon pemilik lisensi, Anda dituntut untuk jeli dalam memilih lokasi yang potensial.

2. Memiliki Aset Likuid Sebesar 9 Milyar Rupiah

Dalam bisnis apapun, risiko kegagalan akan selalu ada. Sebagai calon pemilik lisensi, manajemen Starbucks menerapkan syarat harus memiliki aset likuid sebesar 9 Milyar Rupiah sebagai jaminan.

Hal tersebut dilakukan guna meyakinkan pihak manajemen bahwa Anda akan benar-benar mampu menangani masalah-masalah yang mungkin muncul di kemudian hari.

Jaminan senilai 9 miliar ini tentu saja sepadan untuk bisnis dengan brand global sekelas Starbucks. Oleh sebab itu, tentu saja tidak sembarang orang bisa memiliki cabang bisnis satu ini.

3. Membayar Lisensi Sebesar 500 Juta Rupiah

Setelah kedua syarat di atas terpenuhi, selanjutnya Anda diminta untuk membayar biaya lisensi sebesar 500 juta rupiah untuk pemakaian lisensi dalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. Jika dibandingkan dengan franchise coffee shop __ yang lain, biaya tersebut termasuk mahal.

Namun, melihat brand value yang tinggi yang dimiliki oleh Starbucks, membuat harga yang dibayarkan menjadi cukup pantas. Jika seluruh syarat dan biaya sudah terpenuhi dan permohonan Anda disetujui oleh pihak manajemen, Anda sudah tidak perlu repot-repot lagi.

Karena setelah ini, seluruh kebutuhan gerai, mulai dari konstruksi, dekorasi, persiapan bahan baku, alat produksi, hingga training pegawai, semuanya akan diurus oleh pihak manajemen Starbucks.

Sebagai pemilik lisensi, Anda hanya tinggal menunggu pembagian sharing profit dari gerai tersebut, sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Sayangnya, informasi tentang mekanisme pembagian profit serta tanggung jawab pemegang lisensi masih belum bisa dipaparkan kepada masyarakat umum.

Kemudian, untuk pengajuan permohonan lisensi bisa diajukan melalui pengisian formulir yang bisa diakses melalui laman resmi Starbucks.

Alternatif Bisnis Coffee Shop

Berdasarkan sistem serta syarat yang perlu dipenuhi, bisnis coffee shop Starbucks memang tidak cocok dilakukan oleh pelaku bisnis pemula. Besarnya modal serta risiko kegagalan yang tinggi membuat franchise Starbucks jelas bukan tempat untuk pelaku bisnis atau investor yang baru mulai belajar berbisnis.


Baca Juga:


Namun, jika Anda merupakan pebisnis kelas atas yang memiliki aset menganggung sebesar yang telah disebutkan, Anda bisa ikut membeli lisensi Starbucks dan menjadikannya sebagai bisnis atau pemasukan sampingan.

Ada banyak franchise maupun project bisnis coffee shop lain di luar sana yang masih bisa Anda ikuti, tentu dengan modal yang jauh lebih kecil dibanding Starbucks. Sebagai investor pemula, Anda bisa mencoba salah satu project bisnis yang tersedia di platform LandX.

LandX merupakan sebuah platform equity crowdfunding, yakni tempat bertemunya para investor dengan para pebisnis yang tengah mengembangkan bisnisnya.

Dengan sistem patungan bisnis atau crowdfunding, Anda bisa ikut menjadi investor atau owner dari project bisnis di LandX dengan modal yang lebih ringan, mulai dari 1 juta rupiah.

Tunggu apalagi, segera verifikasi akun Anda di LandX agar tidak kehabisan project coffee shop dan project-project bisnis menarik lainnya.


Pspspss.. Bakal ada project seru di LandX, nantikan kabarnya melalui website serta sosial media LandX juga, ya!

miliki bisnis modal kecil cuma dengan 1 jutaan dapat 4 cabang

Mau Informasi Menarik Lain Seputar Investasi? Yuk Kunjungi Instagram Kami di @landx.id


Baca Juga