18 May 2022
|
5 Min Read
|
Mari pelajari jenis- jenis income untuk segera meraih kestabilan finansial
Jika ditanya tentang income, umumnya banyak orang langsung berpikir bahwa income hanyalah nominal gaji yang diterima dari tempat ia bekerja. Jelasnya, income adalah penghasilan bersih atau laba bersih dari hasil usaha setelah dikurangi beban biaya.
Untuk sepenuhnya memahami literasi keuangan, mengenali perbedaan income dan revenue, serta jenis-jenis income adalah salah satu hal yang paling dasar. Memahami jenis-jenis pendapatan adalah hal yang penting untuk menavigasi diri menuju kestabilan keuangan agar dapat menjamin kesehatan finansial jangka panjang. Jadi, apa yang dimaksud dengan pendapatan dan jenis-jenisnya? Baca terus untuk memahami pengetahuan dasar mengenai hal ini.
Umumnya, seseorang hanya fokus pada active income. Namun, untuk menyiapkan rencana untuk mencapai kestabilan keuangan, terdapat beberapa jenis penghasilan yang perlu kamu tahu, berikut di antaranya.
Active income adalah upah yang dihasilkan lewat aktivitas pekerjaan yang ditekuni dan dilakukan. Contohnya seperti gaji bulanan, honor, upah kerja freelance atau part-time setelah melakukan jasa tertentu.
Berbeda dengan pendapatan aktif yang didapatkan dengan selalu melakukan pekerjaan sampai akhirnya dibayar upah atas pekerjaan tersebut, passive income adalah pendapatan yang diperoleh tanpa harus melakukan aktivitas tersebut.
Pendapatan pasif ini bisa diperoleh dari dengan melakukan investasi berjangka. Mulai dari pendapatan dari sewa properti, franchise, affiliate marketing, hingga portfolio income atau pendapatan dari investasi paper asset (saham, reksa dana, deposito, atau obligasi).
Kondisi keuangan yang sehat ditandai dengan dana yang bisa mencukupi pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pengeluaran tak terduga, dan tabungan di masa depan. Nah, mengenai kondisi keuangan sehari-hari, perbedaan antara personal income dengan disposable income dapat terlihat.
Disposable income yaitu pendapatan pribadi yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari setelah dikurangi pajak langsung, seperti PKB (Pajak Kendaraan Bermotor), PPh (Pajak Penghasilan), dan PBB (Pajak Bumi Bangunan).
Sementara itu, personal income adalah jumlah seluruh sumber pendapatan yang diterima oleh setiap orang setelah dikurangi laba yang ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan sosial, dan ditambah dengan biaya pembayaran pindahan atau transfer. Seluruh sumber pendapatan yang dimaksud dapat berasal dari upah pekerjaan, dividen atau distribusi yang didapat dari investasi, sewa kepemilikan properti, dan bagi hasil dari bisnis.
Revenue atau pendapatan adalah penghasilan kotor yang didapatkan dari menjalankan sebuah usaha atau bisnis yang belum dikurangi beban biaya.
Sementara itu income atau penghasilan adalah keuntungan atau laba bersih yang didapatkan dari kegiatan usaha atau bisnis yang telah dikurangi dengan beban biaya.
Sebelumnya, sempat disebutkan bahwa portfolio income termasuk ke dalam variabel passive income. Jelasnya, income portofolio adalah kumpulan aset investasi yang berfungsi untuk mengamankan pendapatan yang bisa diraih setelah periode waktu yang telah ditentukan. Isi dari portofolio ini diantaranya susunan saham, obligasi, reksa dana, uang tunai, atau komoditas milik investor.
Adapun aset yang tersimpan di dalamnya dapat berupa kepemilikan properti, karya seni, perhiasan maupun bentuk penanaman modal pada kegiatan usaha lain yang bisa mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Memiliki pendapatan portfolio menjadi penting karena beberapa alasan ini.
Penghasilan tetap memang didapatkan dari gaji setiap bulannya jika kamu bekerja. Namun, perlu diingat bahwa tidak akan selamanya kamu dapat bekerja. Terlebih jika nantinya kamu sudah memasuki usia pensiun. Dengan menginvestasikan sejumlah uang di aset yang tepat, kamu bisa memperoleh nominal yang terus meningkat dibanding dana awal yang dialokasikan.
Kebebasan finansial adalah kondisi dimana kamu tidak perlu lagi bekerja keras untuk mendapatkan uang karena kamu sudah memiliki harta yang cukup untuk menghidupi kehidupanmu. Jika kamu berinvestasi dengan tepat, kamu hanya perlu menunggu uang menghampirimu, bukan kamu yang mengejar uang tersebut. Pendapatan ini dapat berfungsi sebagai tabungan dana darurat atau simpanan di masa tua nanti.
Jika active income bisa kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hasil dana dari portfolio income dapat kamu alokasikan untuk kemungkinan masa depan yang kamu impikan. Mulai dari keinginan pensiun dini, membeli rumah atau kendaraan, atau bahkan keinginan untuk travelling ke seluruh dunia. Dengan rajin melakukan investasi, opsi semacam ini bukanlah hal yang tidak mungkin untuk kamu miliki dan realisasikan.
Dengan merencanakan investasi yang tepat sejak dini, kamu tentunya akan belajar lebih baik lagi dalam mengelola keuangan kamu. Jika ingin konsisten, kamu perlu benar-benar mengontrol pengeluaranmu agar dapat menyisihkan sebagiannya untuk berinvestasi demi mendapatkan manfaat yang menguntungkan.
Kamu akan belajar bagaimana cara mengelola uang yang efektif dan efisien. Selain itu, kamu pun tanpa sadar akan belajar untuk lebih hati-hati dalam menentukan pengeluaran mana yang lebih penting, dan mana yang tidak terlalu diperlukan.
Sekarang kamu telah lebih memahami pentingnya memiliki pendapatan portfolio. Namun, jika kamu merasa terlalu awam untuk menanamkan investasi, sebaiknya harus mulai dari mana? Tenang, kamu tidak perlu terlalu khawatir.
Jika kamu tidak memiliki nominal yang besar untuk berinvestasi di pasar modal atau deposito, kamu bisa coba untuk melirik investasi dengan skema equity crowdfunding. Skema ini adalah pendanaan untuk bisnis kecil, seperti UMKM, atau Perseroan Terbatas (PT) dengan modal kurang dari Rp30 miliar, dengan cara patungan oleh masyarakat luas dalam bentuk kepemilikan saham.
Dalam pelaksanaannya, equity crowdfunding tersebut melibatkan tiga pihak, yakni bisnis yang membutuhkan pendanaan (penerbit), platform online penyelenggara, dan investor. Pihak penerbit diharuskan untuk mengajukan proposal berisi informasi bisnis, proyek yang akan dijalankan, dan prospek usaha kedepannya ke platform penyedia layanan online tersebut. Setelah terverifikasi, platform penyedia layanan akan melakukan listing saham atau pencatatan kepada publik secara online agar investor yang tertarik dapat membeli sejumlah saham terkait bisnis dari penerbit.
Selain memudahkan perusahaan kecil dalam memperoleh dana, jika kamu berinvestasi dengan skema ini, kamu bisa memulainya dengan modal kecil. Ditambah lagi, karena kamu bisa membagi dana ke sejumlah proyek atau bisnis potensial, risiko rugi pun bisa diminimalisir.
Jadi, tunggu apa lagi? Jika kamu tertarik untuk memulai investasi sejak dini melalui skema ini, pastikan untuk memilih platform online terpercaya, transparan, dan telah mengantongi izin dari OJK.
Yuk mulai investasi melalui LandX dengan modal 1 Juta!