28 September 2022
|
6 Min Read
|
Per Agustus lalu, suku bunga acuan BI sebesar 3,75%. Kenaikan suku bunga ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur BI pada 21-22 September 2022 untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-DRR menjadi 4,25%.
Tahun 2022 ini saja sudah dua kali di Indonesia menghadapi kenaikan suku bunga. Pada periode bulan Agustus 2022 lalu, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan, yakni BI 7-Day Repo Rate sebesar 25bps yang menjadi 3,75%.
Kemudian, tanggal 21-22 September 2022 kemarin, RDG Bank Indonesia edisi bulan September 2022, menentukan arah suku bunga dan kebijakan moneter bank sentral. Keputusan dari rapat tersebut bahwa kenaikan suku bunga per tanggal 21-22 September menaikkan BI7DRR sebesar 50bps menjadi 4,25%, kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers.
Dalam dunia perbankan, suku bunga adalah balas jasa nilai yang diberikan oleh pihak peminjam ke pihak yang meminjamkan uang dalam persentase. Melansir dari laman Otoritas Jasa Keuangan, suku bunga bank adalah balas jasa yang diberikan bank kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Naiknya suku bunga acuan ini dikarenakan untuk mengendalikan inflasi yang pada bulan Agustus lalu mencapai 4,69 persen.
Kenaikan suku bunga acuan BI diharapkan dapat mengelola likuiditas atau peredaran uang di dalam maupun di luar negeri, serta dapat menekan laju inflasi. Namun, dengan kenaikan suku bunga ini, memberikan dampak pada siapapun, begitu pula dalam pertumbuhan ekonomi. Apakah benar demikian? Yuk, simak artikel bersama-sama.
Bunga acuan digunakan oleh Bank Indonesia sebagai patokan untuk menentuka suku bunga dana dan bunga kredit. Dalam ilmu ekonomi, istilah suku bunga adalah sebuah pertimbangan, atau sebuah nilai yang wajib dibayarkan kepada pemberi pinjaman dana dalam persentase. Melansir Otoritas Jasa Keuangan, suku bunga adalah balas jalas yang diberikan bank kepada nasabah yang membali atau menjual produknya.
Peran suku bunga dapat menentukan keuntungan untuk siapapun, maka dari itu tinggi rendahnya suku bunga menentukan keuntungannya. Misalnya suku bunga dapat menjadi alat distribusi kredit yang tersedia dan menjadi alat penting untuk kebijakan negara yang berpengaruh terhadap jumlah tabungan atau investasi.
Suku bunga acuan ini digunakan oleh produk pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral. Per tanggal 21-22 September 2022, suku bunga acuan BI 7-day reverse repo menetapkan untuk menaikkan suku bunga hingga 4,25 persen.
Peristiwa kenaikan suku bunga di Indonesia dipicu oleh kebijakan dari the Fed untuk menaikan suku bunga federal menjadi 75bps. Tujuan the Fed untuk menaikan suku bunga federal ini adalah salah satu cara menekankan inflasi menjadi 2% yang mendekati level tertinggi sejak awal tahun 1980-an.
The Fed atau The Federal Reserve System adalah bank sentral Amerika Serikat. The Fed sendiri didirikan oleh Federal Reserve Act yang ditandatangani oleh Presiden Amerika saat itu yaitu Woodrow Wilson dalam Kongres Amerika Serikat pada 23 Desember 1913. Sama seperti Bank Indonesia sebagai bank sentral, tugas utama The Fed adalah melaksanakan moneter negara.
Kebijakan moneter The Fed dapat memengaruhi kenaikan suku bunga acuan di Indonesia. Hal itu karena kekuatan The Fed sendiri berdampak pada banyak negara di dunia. Bank sentral di seluruh negara lain berkiblat pada bank sentral AS akan terpengaruh oleh kebijakan yang ditetapkan oleh The Fed. Selain itu, dolar Amerika Serikat merupakan mata uang global dan kerap digunakan untuk perdagangan internasional.
Para investor perlu juga mengetahui arah kebijakan dari The Fed. Pasalnya kegiatan ekonomi dari berbagai negara, maupun Indonesia sendiri, kebijakan yang ditetapkan The Fed akan memengaruhi perekonomian negara-negara lain di seluruh dunia dikarenakan banyak faktor yang memengaruhi kondisi pasar, ekonomi dunia dan lain-lain dari kebijakan yang dikeluarkan oleh The Fed.
Melihat sikap agresif yang dilakukan The Fed untuk menekankan inflasi, tindakan yang dilakukan Bank Indonesia dalam menaikan suku bunga masih dalam perkiraan bertahap dan cenderung aman untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan suku bunga BI ini untuk menekankan inflasi di bawah level 4 persen. Diiringi dengan naiknya harga BBM, inflasi di Indonesia sendiri diperkirakan akan melebihi level 4 persen. Selain itu juga, inflasi di Indonesia sendiri dipengaruhi oleh sisi supply yang sifatnya sementara, maka dari itu naiknya suku bunga ini lebih sesuai dan tidak berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan yang dilakukan BI terhadap respon dari The Fed selaku bank sentral untuk negara-negara lain ini merupakan respon dari mengantisipasi lonjakan inflasi. Dengan demikian, kenaikan suku bunga BI tentunya memberikan dampak positif maupun negatif sendiri.
Naiknya suku bunga acuan dapat memengaruhi keputusan masyarakat dalam berbelanja, melakukan pinjaman kredit, menambah rekening tabungan dan pelaku investasi. Strategi yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia ini juga untuk menekankan penyebab inflasi. Inflasi dapat mengurangi nilai uang karena menurunnya aktivitas jual beli pada masyarakat.
Investasi dapat menjadi tindakan untuk menghindari dan menghadapi dampak inflasi. Untuk saat ini, alternatif investasi bermacam-macam. Bingung untuk mencari pilihan investasi dengan modal minim? Skema equity crowdfunding bisa menjadi solusi untuk kondisi saat ini.
Equity crowdfunding merupakan skema urun dana bersama investor dari seluruh Indonesia untuk mendanai bisnis UMKM di berbagai sektor industri yang kamu pilih. Dalam sistem equity crowdfunding ini adalah listing saham yang akan dirilis secara publik melalui platform yang sudah berpengalaman dan diawasi OJK seperti LandX.
Melalui skema ini, kamu tidak perlu mencari ide bisnis, mengurus kelangsungan operasional, atau membangun strategi bisnis dan marketing. Jadi, kamu bisa memantau performa dari bisnis yang kamu danai dan mendapatkan keuntungan berupa dividen sesuai dengan performa bisnis tadi.