22 December 2022
|
4 Min Read
|
Suku bunga acuan adalah besaran tingkat bunga bulanan yang ditetapkan bank sentral untuk mengatur produk keuangan simpan-pinjam. Apa dampak kenaikan suku bunga? Serta pengaruh suku bunga The Fed terhadap Indonesia?
Menanggapi inflasi yang semakin naik tinggi, Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga efektif dari 4,25% menjadi 4,50% pada 14 Desember 2022. Akankah kedepannya kenaikan suku bunga akan terus terjadi?
Tingkat suku bunga AS berkaitan dengan inflasi sehingga jawabannya tergantung pada apakah inflasi saat ini yang lebih tinggi disebabkan oleh faktor sementara atau permanen. Pasar obligasi Amerika percaya bahwa inflasi saat ini sebagian besar bersifat sementara. Jika pandangan ini benar, maka kenaikan suku bunga bank sentral AS ini mendekati akhir.
Komponen laju inflasi bersifat sementara maksudnya yaitu inflasi yang disebabkan gejolak sementara seperti kebijakan fiskal, biaya energi transportasi, hingga bencana alam. Lalu apa dampak suku bunga yang naik akibat inflasi ini terhadap kegiatan kita sehari-hari? Yuk bahas lebih lanjut!
Kenaikan suku bunga adalah cara The Fed menanggulangi tingkat inflasi. Secara historis, ketika suku bunga naik, biaya pinjaman yang tinggi membantu menghentikan perekonomian dengan membuat lebih sedikit masyarakat yang mengambil rekening kredit baru. Hal ini membantu untuk menurunkan harga.
Tetapi inflasi yang kita alami saat ini sedikit berbeda dari beberapa dekade yang lalu. Saat ini, inflasi tetap tinggi karena berbagai alasan, termasuk perang di Ukraina, tantangan permintaan akibat pandemi, dan kesulitan rantai pasokan untuk mengimbangi. Meskipun telah terjadi beberapa kali kenaikan suku bunga sepanjang tahun 2022, dilansir berbagai media, The Fed dikatakan belum mampu mengendalikan inflasi seutuhnya.
Berapa suku bunga The Fed hari ini? Pada artikel ini diterbitkan, suku bunga acuan The Fed telah menaiki posisi 4,50% pada 14 Desember 2022 lalu. Menurut pernyataan baru-baru ini, tujuan The Fed menaikkan suku bunga adalah untuk mengembalikan inflasi ke sasaran 2%.
Sebagai pelaksana utama kebijakan moneter untuk Amerika Serikat, The Fed memegang kendali penuh atas pasokan uang dalam perekonomian negaranya. Menaik-turunkan suku bunga adalah kebijakan moneter paling menonjol yang sering kamu dengar.
Dengan kenaikan suku bunga terbaru ini, dilansir Forbes, terdapat 3 hal yang membuat suku bunga berdampak pada keuangan masyarakat terutama wilayah Amerika. Hal tersebut yaitu:
Ketika bank sentral menaikkan suku bunga maka akan ikut berdampak pada tingkat bunga pinjaman atau kredit bank yang kamu miliki, termasuk kartu kredit. Terjadinya kenaikan suku bunga akan membuat utang kredit kamu dapat membengkak lebih besar karena bunga pinjaman yang dibebankan ikut membesar mengikuti aturan.
Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mempertimbangkan penggunaan kartu kredit untuk pengeluaran konsumtif yang tidak perlu. Menjaga kestabilan keuangan dengan memberi pagar diri agar tidak tergiur membeli barang diluar keperluan utama.
Buat kamu yang sedang mempertimbangkan KPR rumah, dapat diperhatikan juga jenis bunga kredit yang diterapkan ya. Karena jika KPR rumah yang kamu incar menggunakan bunga floating atau bunga mengambang yang mengikuti tingkat bunga yang berlaku maka ketika suku bunga naik, biaya kredit yang dibebankan kepada pemilik rumah juga akan ikut naik.
Namun, bagi kamu yang tengah menjalani sebagai pemilik rumah dengan sistem kredit bunga floating akan berpotensi membayar kredit lebih rendah jika suku bunga turun nantinya. Memang sulit untuk memprediksi kapan suku bunga akan turun, tetapi banyak yang memprediksi suku bunga turun akan segera menghadapi kestabilan karena telah menyentuh level tinggi yaitu 4,25%-4,50% dibanding awal tahun Januari 2022 yang sebesar 0.8%.
Mengajukan pinjaman saat suku bunga naik menjadi hal yang tidak disarankan karena biaya bunga yang harus dibayarkan akan menjadi mahal. Berbanding terbalik dengan menabung yang dapat menjadi pilihan menjaga keuangan kamu ketika suku bunga naik.
Naiknya suku bunga The Fed juga berdampak pada penguatan mata uang dolar AS, bahkan mengungguli mata uang negara lainnya. Sehingga menabung dalam dolar AS dapat menjadi salah satu opsi investasi yang dapat kamu pertimbangkan.
Seperti yang kita lihat saat ini, Bank Indonesia selaku bank sentral belum secara agresif menurunkan tindakan baru seperti ikut menaikkan suku bunga. Hal ini dikarenakan dari dalam negeri sendiri, tingkat inflasi Indonesia masih terkontrol. Sehingga, dampak kenaikan suku bunga The Fed Desember ini belum sepenuhnya terasa di Indonesia.
Namun, kamu tetap terus perlu mengatur rencana keuangan dan investasi kamu karena diperkirakan suku bunga The Fed belum berhenti untuk naik kedepannya. Seperti yang dituturkan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada pers APBN (20/12/2022), bahwa inflasi negara maju relatif masih dalam situasi tinggi sehingga untuk pengendaliannya, negara-negara maju tersebut akan terus mengerahkan kebijakan suku bunganya.
Oleh karena itu, yuk ulas kembali realisasi keuangan kamu di tahun ini dan rencana keuangan menyambut tahun baru 2023 nanti!